Beranda > Kaca Mata Hijau > Pertengkaran ga perlu Panjang

Pertengkaran ga perlu Panjang

Saya ingin mengangkat salah satu bagian kehidupan, saat saya berkunjung ke blog punya mamah ani, yang berisikan tentang perasaan seorang istri. Walau saya sampai sekarang belum menemukan istri karena umur masih kuecil entah nanti dapat atau tidak, saya mencoba untuk mengungkapkan pandangan saya seadanya. Dan dengan bermodalkan kekurangan dan kelemahan saya, mohon maaf jika ada kesalahan dari tulisan ini.

“Perceraian”, Hanya dengan membaca dan mendegarkan sudah merasa mengerikan. Tidak ada satu pasangan suami istri didunia ini yang ingin mengalami perceraian. Tetapi kenapa semua itu bisa terjadi? kenapa tidak mengembangkan rasa ketidakinginan bercerai itu, sehingga perceraian bisa dihindari. Setiap perceraian sering dialasi sebuah pernyataan “saya tidak cocok dengan suami atau istri saya”. Seolah pernyataan itu menunjukan diri anda akan bisa menemukan yang jauh lebih baik dari pasangan saat ini, padahal belum tentu benar adanya. Apa setiap pasangan bisa memiliki kecocokan 100% saya rasa tidak, manusia diciptakan berbeda. Ketidak cocokan itu terlihat hanya jika anda sedang mengalami pertengkaran.

Pertengkaran antara suami istri itu biasa, dan sangat lumbrah. Tetapi apa semua itu harus berakhir dengan sebuah kepahitan dan perpisahan yang tidak dapat dipadukan secara harmonis kembali? Kalau memang terjadi sebuah pertengkaran, ya bertengkarlah sesaat dan berikutnya pertengkaran itu akan berhenti sendirinya. Tetapi sekarang apabila pasangan suami istri bertengkar, segera ia pergi ke ahli hukum perceraian dan yang lainnya memberi semangat,”ceraikan saja, toh masih banyak yang lebih baik” atau “mari ajukan ke pengadilan”. Tetapi setelah perceraian itu terjadi, apa yang didapatkan dengan pertengkaran itu? hanya sebuah sakit hati, dan sepertinya cinta yang dulu ada pun telah hilang. Sebelum melakukan perceraian sebaiknya tenangkan diri dan mulai mencari, minimal 10 alasan positif jika ingin bercerai. Pandanglah dengan kesejukan dan dilandasi dengan cinta yang ada dalam hubungan tersebut.

Cinta menjadi dasar sebagian besar pasangan memperjuangkan dan membawa hidup mereka ke jenjang pernikahan. Cinta yang membuat individu mengembangkan rasa yang saling membutuhkan satu dan lainya. Dengan cinta yang diikrarkan melalui perkawinan, perlahan akan menanamkan kesadaran akan pasangan “ia adalah isti saya” atau “ia adalah suami saya”. Cinta itu begitu kuat dan tidak mudah hilang hanya dengan pertengkaran.

Walau bertengkar, didalam diri pasangan tidaklah demikian. Bertengkar sangat alamiah, itu adalah pertengkaran cinta. Pertengkaran yang mendewasakan cinta, mendewasakan hubungan, menambah pengetahuan tentang pasangan. Satu contoh keluarga yang bertengkar begitu hebat sampai-sampai sang suami mengluarkan kata kasar dan membentak istrinya. “Dasar tidak bisa disayang, pergi kamu dari sini, aku tidak membutuhkanmu!!!” si istri berkata “saya harus pergi kemana?”, suami brkata “Kemari, tinggallah dipelukanku” dan selesai. Suami dan istri haruslah sadar akan diri dan hubungan, tidak memperpanjang sebuah pertengkaran yang biasa terjadi dalam rumah tangga sehingga semua bisa berjalan berdasakan cinta dan menjadikan pertengkaran sebuah cara mendewasakan cinta. Trims

Kategori:Kaca Mata Hijau
  1. goespar
    Februari 22, 2008 pukul 12:49 am

    slamat pagi freinds

    sory baru kasi coment

    coz aakhir2ni sakit ni baru baekan

    cinta tidak datang dengan mudahnya
    tapi cinta perlu dengan perjuangan
    perselisihan akan menghasilkan derita
    derita bukan musuh dari cinta
    tapi perselisihan dalam hubungan membuat kita menjadi lebih dewasa

    kapan2 liat blogku ya http://goespar.blogspot.com

  2. ipotes
    Februari 22, 2008 pukul 1:15 am

    yoaa… trims comentnya!

  3. airana
    Februari 27, 2008 pukul 2:29 am

    perceraian dilakukan bukan semata-mata karena tidak ada cinta. meskipun masih ada cinta kalau memang dengan alasan yang tepat haruslah terjadi. seperti contoh, KDRT yang sering terjadi dalam rumah tangga, tidak bisa ditolelir lagi, sampai-sampai bisa membahayakan banyak nyawa. tentu kita tidak mau mati konyol, masih ada yang perlu kita perjuangkan. hasil dari buah cinta adalah anak, apakah kita lepas begitu saja. kita rela disiksa sehingga tidak mampu untuk berjuang demi anak? seberapa besar cinta menjadi tolak ukur untuk pengambilan keputusan untuk bercerai. begitu besar cinta bukan berarti kita harus tetap berada di samping pasangan, begitu juga sebaliknya. tetapi kalau hanya masalah ego dan yang lainnya sepertinya bukan suatu alasan yang tepat untuk bercerai mengingat apa yang menjadi komitmen untuk menjalin hubungan pernikahan. janji yang diucapkan bukan main-main. cinta dan pertengkaran bukannya satu kesatuan? logikanya kalau tidak mau sakit, janganlah bercinta.

  4. Maret 4, 2008 pukul 10:24 am

    Aslkm…

    hehe…..mas ipotes harus nikah dulu neh..hehehe (canda mas)

    tentu harus ada saling tafahum / memahami satu sama lain (suami istri)

  5. ipotes
    Maret 5, 2008 pukul 3:22 am

    wlakmslm…
    mas yang carin saya istri.. gmn? heeee
    bener tu mas.. selain itu harus banyak pegangan hidup kita punya, yar kluarga kokoh, yar ga gampang kabur.
    Dari awal musti sadar akan DIA SUAMIKU atau DIA ISTRIKU.. wlau bagimanapun jeleknya itu pasangan kita. Nurut saya dengan kesadaran itu KDRT sediktnya bisa dikurangilah (blon pengalaman).. Trims

  6. Arra
    April 15, 2009 pukul 4:20 am

    Perceraian adl hal yg sangat ditakuti stiap pasangan. Tp msh kebnykn orang tua yg memaksa anaknya agar bercerai karena sesuatu hal, sebaiknya para orang tua cukup memberikan arahan & masukan, jng sampai mengatur kehidupan rmh tngga anaknya. Biarkan suami istri ini yg menyelesaikannya, tentunya dilandasi dng rasa cinta.

  7. Zuzi
    April 27, 2009 pukul 3:33 am

    Untuk mendewasakan sesuatu memang perlu masalah yg berkaitan.trmasuk dlm hal cinta,badai akn segera menghantam cinta setara dg besarnya cinta d antara pasangan suci itu.sept.sy yg bru bermahligai indah 2 bln yg lalu mas,skarng lg ada bdai,tp Insya 4WI akan sgera berlalu..yg pasti jk pasangan kt lg mrah,kt hrus sbar,dan sbliknya.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke ipotes Batalkan balasan